Escape The Fate (Chapter 6)

Chapter 6

 

Entah sudah keberapa kalinya Seohyun menghela napas hari ini.

Sepasang matanya sesekali melirik pria yang sedang mengemudi di sampingnya, sebelum kemudian mengalihkan pandangannya lagi pada deretan gedung Seoul dari balik kaca mobil. Hanya terdengar deru suara mobil di sini, baik keduanya terlalu canggung untuk memulai pembicaraan ataupun berinisiatif untuk setidaknya menghidupkan radio mobil.

Meskipun sejujurnya Seohyun tidak tahu kapan ia bisa terbiasa dengan semua ini.

Mereka sudah memutuskan berdamai sehari sebelumnya, yang mana itu berarti bahwa keduanya tidak akan lagi bertengkar dan setidaknya tidak lagi menganggap satu sama lainnya seperti bayangan saja. Tapi mengabaikan fakta itu, Seohyun berpikir bahwa semua ini benar-benar terlihat aneh. Sepanjang malam ia berpikir apa yang membuat pria tampan itu tiba-tiba merubah pendiriannya agar menerima pernikahan ini, dan dari pikiran itu, muncul berbagai spekulasi aneh yang bahkan Seohyun sendiripun tidak ingin pikirkan.

Continue reading

Piano (Chapter 1)

Gambar

 

 

Tittle: Piano

Cast : Seo Joo Hyun (as you), Cho Kyuhyun, and other support cast

Genre : Family,Romance, School-life, find by your self.

Rating : T

Length :  Chaptered

Author : Jung Ah-Mi

A/N : cast belong to God, 100% from my brain. Don’t be a plagiator and silent riders. Kritik dan saran membangun sangat diperlukan. Happy Reading guys sebelumnya sudah pernah saya post disini http://asdfghjklerror.wordpress.com/2014/06/29/piano-chapter-1/

If your dream is Alive. Then one day it will come true–Seohyun

Hope is a dream doesn’t sleep – Kyuhyun

 Seo Joo Hyun/Seohyun begitulah aku dipanggil. Aku hanya melampiaskan seluruh emosi yang ada dalam diriku dan mengubahnya dalam bentuk yang berkesan indah, tidak membosankan,membuat mu rileks dan melupakan hal yang baru saja terjadi.

“Seohyun-ah, bangun!” aku membuka mataku dipagi hari yang cerah, seperti hari ini.Oh gosh, aku kuliah pagi ini!. Aku lupa dengan itu, mungkin karena bunga Tidur tadi malam yang terlalu indah bagiku. Menjadi pianis adalah salah satu impian ku.

“Aih, ternyata eomma, good morning.”

“Morning too seo, Kajja rapikan kamar lalu sarapan, kau ini anak gadis tetapi bangun tidur saja terlambat. Bukankah kau harus kuliah?”

“Ne, tapi..” aku sedikit melirik ke arah jam weker yang berada tepat diatas meja sebelah kasurku.

“Eomma, aku terlambat!”kataku sedikit berteriak, gosh, ini pukul 08:00 KST. ‘Yak! Kau ini bodoh seo’ gerutu ku dalam hati sambil berlari kearah kamar mandi, menyiapkan pakaian untuk kuliah, pergi ke meja makan dan berangkat kuliah.

 

At Shinhwa University

08:24 a.m | Jurusan Musik

“annyeong haseyo, mianhae aku terlambat”kata ku sambil membuka pintu kelas dan membungkukkan badan.

            “Waeyo kau terlambat nona Seo Joo Hyun?”. Aigoo, taeyeon soensangnim menatap ke terlalu dekat dan dengan ciri khasnya. Membenarkan kacamata sedikit keatas.

            “ aa.. aku tertinggal bis sekolah, mianhae soesangnim” aku hanya bisa menundukan kepala. Dia terlalu menyeramkan untuk ku tatap.

            “baiklah silahkan duduk.”. aku baru saja duduk tetapi taeyeon soesangnim malah menutup pelajaran pagi ini . Dan akhirnya aku tidak mengikuti pelajaran hari ini.

            Aku terlalu bosan dengan istirahat kali ini, awalnya aku hanya iseng mengunjungi Ruang Musik. Tapi akhirnya aku tertarik untuk memainkan Piano itu. Aku mencoba untuk membuka pintunya, tidak dikunci! ‘Ini pasti akan menyenangkan’ batin ku. Aku mulai menekan tuts piano tersebut. Terdengar, sangat indah. Aku mengembangkan senyum di kedua sudut bibirku. Dan mulai memainkannya.Hingga akhirnya Bel pulang! Aku sangat menantikan ini! Sejak awal pelajaran Taeyeon Soensangnim yang menyeramkan itu.

 

At SeoHyun Home

12:35p.m KST

 

            “annyeong, eomma”. Kataku sambil membuka pintu rumah. Memang aku adalah Anak Yatim. Aku tak tau appa siapa? Dan kemana? Itu pertanyaan sejak dulu yang aku simpan. Aku sempat pernah menanyakan hal itu kepada eomma ku tetapi jawaban eommaku hanyalah diam.

            “kau sudah pulang seohyun?.”

            “tentu sudah, eomma. Eomma memasak apa hari ini, dari baunya saja sudah sedap apalagi rasanya?” Aku mencium aroma lezat yang diciptakan oleh eomma ku dari dapur, aku dan eomma masih bicara jarak jauh.

            “eomma memasak apa? Kemarilah SeoHyun-ah!”

            Aish, eommaku ini memang senang bercanda. Dimulai dari wajah yang cantik, otak yang pintar, Multitalenta, humoris dan tegar. Ini membuatnya ‘Sempurna’ dimataku mungkin juga dimata ayahku. Tapi sampai sekarang saja aku tak mengetahui dimana ayahku?.

            “apa eomma sudah makan?” kata ku sambil mengambil dua piring dan dua sendok di rak piring.

            “belum,”

            “ ya sudah, mari kita makan bersama eomma” kataku sambil menepuk-nepuk bangku meja makan yang ada di sebelahku.

            “eomma?”

            “hmm?” eomma terlihat cantik sekali, berbicara sambil menyuapkan 1 sendok makanan kedalam mulutnya. Aku suka itu.

            “eomma, bisakah aku meminta satu permintaan untuk tahun ini?”

            “Tentu saja, apa yang tidak untuk anak eomma seorang” eomma berkata sambil mengacak sedikit rambutku.

            “Aku ingin menjadi seorang pianis, apakah eomma mendukungku?” Aku tak tau apa yang ada dipikiran eomma, dia menatap ku seperti itu, terdiam dan menatap kosong kepada ku.

            “kau boleh menjadi apa saja, asalkan kau jangan menjadi pianis Seohyun!” Aku juga tak tau apa yang ada dipikiran eomma, dia tiba – tiba beranjak dari meja makan dan berjalan menuju kamar.

            “Eomma, aku mohon” kataku sedikit berteriak dan berdiri dari kursi meja makan. Aku melihat eomma, dan dia meneteskan buliran bening itu. “Eomma, tak apa?”

            “kau boleh menjadi apa saja, asalkan kau tidak menjadi pianis. Jika kau tetap ingin menjadi pianis. Keluar dari rumah ini sekarang juga!” Apa yang terjadi kepada eomma? Mengapa dia seperti itu? Dan dia menunjuk pintu rumah. Apakah dia betul-betul ingin mengusirku?.

            “Eomma, aku mohon.” Kataku sedikit terisak.

            “keluar dari rumah ini sekarang juga Seohyun-ssi” Eomma otomatis masuk sambil menggebrak pintu kamar.

            Apa? Eomma menyebutku dengan panggilan ssi? Apakah eomma sudah tak meyayangiku lagi? Ah entahlah. Aku berjalan gontai ke arah piano itu. Piano yang teletak di sudut ruang. Aku mulai menekan tutstuts piano dan menciptakan sebuah melody. Melody yang aku ciptakan waktu itu khusus ulang tahun eommaku. Reflek bibirku pun juga ikut bergerak, menyanyikan sebuah lagu untuk eommaku pada saat ulang tahunnya.

FLASHBACK

Eomma berjalan ke arah ruang tengah yang gelap. Hari ini adalah hari ulang tahun eomma ke 57. Ada sebuah kue sedang yang telah aku letakkan diatas meja disebelah piano, agar berkesan spesial aku buat dengan tangan ku sendiri. Waktu itu tanggal 19Maret 2012 tepatnya pukul 23:59 KST. Aku menunggu detik-detik itu. Aku menekan tuts pada piano yang menghasilkan sebuah lagu “selamat ulang tahun”.

            “Saengil chukka hamnida eomma”.  Aku berkata sambil berjalan ke arah eomma dan memeluk eomma.

            “aigoo, gomawo seohyun-ah”. Eomma menarik kedua sudut di bibirnya. Ini yang aku tunggu-tunggu sebelumnya.

            “eomma, jangan berterimakasih kepada ku karena aku melakukan ini untuk membalas semua kasih sayang dan cinta yang sudah eomma berikan kepadaku. Aku tau ini tak seimbang dengan apa yang sudah eomma berikan, aku yakin ini masih 0,000001% untuk membalas semua yang eomma lakukan untuk aku. Gomawo sudah menjadi eomma ku eomma. Eomma memang eomma terbaik didunia. Aku memilik sebuah kado untuk eomma. Eomma cukup berdiri disana saja

            Melihat ini eomma hanya tersenyum kepadaku, dan aku mulai menekan tuts pada piano itu. Menghasilkan sebuah perpaduan nada. Aku membuatnya sendiri selama kurang lebih 1 minggu, tentu saja aku sudah mempersiapkan ini sebelumnya matang – matang. Setelah selesai aku memberi hormat, seperti pianis lainnya saat konser memberi hormat setelah selesai pertunjukan.

            “gomawo seo-ah, gomawo”

            “eomma, jangan menangi, bagaimana jika nantinya aku ikut mennagis?”. Dan aku menghapus tetesan air mata yang sudah terlanjur jatuh di pipi eommaku.

FLASHBACK END

            Aku memainkan piano itu dengan tatapan kosong dan air mata yang mengalir di pipi. Aku masih ingat betul lagu yang aku ciptakan untuk eomma. Eomma, mianhae aku membuat mu seperti ini. Jika itu keinginan mu, aku akan pergi dari rumah ini. Mianhae, eomma aku akan mewujudkan cita-cita dan membuktikannya padamu. Bahwa aku bisa melakukannya!.

            Setelah selesai memainkan lagu itu, rasanya kepalaku ingin pecah. Seakan emosi yang ada pada diriku sudah tidak bisa aku lampiaskan dengan lagu. Padahal biasanya aku bisa melakukannya. Tapi tidak untuk kali ini. Aku ingin berteriak sekencang mungkin. Yang aku bisa.

Aku berjalan lemas ke arah kamar ku, membereskan barang-barang yang aku perlukan untuk ‘perjalanan tanpa arah’ nanti. Setelah semuanya selesai, aku tidak membawa uang sepeserpun karena memang tabungan ku habis, karena aku menggunakannya untuk membeli buku musik yang aku butuhkan untuk pelajaran kuliah.

“eomma, aku akan keluar dari rumah ini jika itu yang eomma inginkan, eomma tahu? Pianis adalah impian ku sejak kecil. Aku tak tahu mengapa eomma melarangku seperti itu.” Aku berkata seperti itu sedikit berteriak, dengan keadaan pintu rumah sudah terbuka. “eomma, jaga diri baik baik eomma. Jangan lupa makan. Aku mencintaimu. Aku menyayangimu”

Aku berjalan tanpa arah, sore itu pukul 17:49 KST. Aku lapar, haus dan kelelahan. Tiba-tiba segerombolan perampok mengahadangku. Aku tak tahu aku harus menyerahkan apa? Aku tidak memiliki barang berharga lagi. Sudah lagi aku sudah jauh sangat jauh dari rumah.

“serahkan seluruh barang berharga mu!”

“shirreo! Aku tidak memiliki barang berharga.”

“ah, Omong kosong. Ayo teman, ambil saja tasnya”

“hei, kau pengecut. Beraninya jangan melawan perempuan!”. Aku tak tahu siapa dia? Kenapa dia menolongku? Jika tidak ada dia, apa yang terjadi padaku? Mungkin aku sudah tidak bisa bernafas lagi.

Mereka berkelahi. Aku bingung, dia hanya sendirian, sedangkan perampok itu ada 2 orang. Apa dia dulu mengikuti kursus taekwondo? Haha, singkirkan pikiran itu seohyun. Selamatkan dirimu sekarang juga. Aku berlari menjauhi mereka yang sedang bertengkar.

Ini sudah malam, aku tak tau harus menginap untuk malam ini saja dimana. Sedangkan aku tak punya kerabat di Seoul. Aku juga tak membawa uang sepeserpun. Aku bingung. Ah, aku ada ide. Bagaimana jika aku menginap di tempat les musik ku? Jika aku menginap di universitas sangat tidak lucu. Kemungkinan saat aku bangun nanti kakak kelas akan membullyku/?.

Akhirnya, aku menginap juga ditempat itu. Ada satpam yang memang dekat dengan ku dan dia dengan senang hati membiarkan aku menginap satu malam di tempat les itu. Tapi, aku melihat sesuatu dimading itu. Sebuah lembaran brosur. Itu cukup membuat ku tersenyum. Sebuah kompetisi pianis yang akan diadakan tanggal 19 Maret 2013.

Hari itu, hari ulang tahun eomma ku. Mmm, lebih tepatnya 5 hari lagi. Mungkin piala itu akan menjadi hadiah ulang tahun eommaku. Kontes itu ditayangkan di TV Internasional? Oh, apakah itu kontes internasional? Tapi pasti ada beberapa eliminasi? Apakah yang mengikuti mencapai ratusan orang? Tapi, aku masih perlu belajar banyak dari pianis di atas ku.

Aku bingung, aku harus ikut? Atau tidak? Tapi bukannya eomma tidak menyutujuiku menjadi pianis? Tapi aku ingin memberikan piala itu untuk eomma. Setidaknya aku bisa membahagiakannya. Sudahlah, ini sudah larut. Sebaiknya aku mengistirahatkan tubuhkuterlebih dahulu.

 

At Music Class

07:38a.m KST

Sinar mentari menyapaku. Alarm Tuhan telah membangunkanku. aku terbangun dari tidur semalam. Aku rasa, aku sedang tidak enak badan. Tubuhku rasanya seperti habis jatuh dari pesawat terbang. Aku mengeluarkan ponselku dan menyentuh beberapa digit untuk membuka kunci layar ponsel. Tidak ada pesan dan tidak ada panggilan. Apa eomma tidak mengirimkan ku pesan? Apa eomma marah dengan ku? Apa yang sebenarnya terjadi pada eomma?. Aku bingung. Aku bingung dengan semuanya. Tugas kuliah, eomma, nilai kuliah, dan kontes itu. Aku menarik nafas panjang. Sebaiknya aku akan menyegarkan tubuhku dulu.

Rasanya segar sekali. Tapi ada sesuatu yang menarik perhatian ku di sana. Di sudut ruang tunggu. Piano yang sedang tidak dipakai. Aku pikir mungkin aku bisa menggambarkan beberapa perasaan ku dengan menciptakan sebuah lagu aku khususkan untuk eomma saja sebaiknya, mungkin setelah ini eomma bisa merubah fikirannya.

“nuguya?” aigo, siapa itu? “bisakah kau keruang tunggu sebentar?”

“tentu saja, tunggu sebentar lagi aku akan ke ruang tunggu.

Kenapa lampu ruang tunggu belum dimatikan? Sebaiknya aku matikan dulu lampunya. “ya. kau! Kemarilah” siapa dia berani beraninya menarik tangan ku?

“KAU?” ucap ku dan dia bersamaan. Pakai otak mu seohyun!

Pria itu? Sepertinya wajahnya familiar. Tetapi siapa, kapan dan dimana aku bertemu dengan orang itu?. “Ya! Kau! Gadis tak tau berterimakasih, sudah ku tolong kau langsung saja lari tanpa mengucapkan terimakasih? Kau membuat tanganku terluka!”. Pria aneh, tiba-tiba dia membentakku dan sambil menunjukan jarinya yang diberi plester. Aigo, itu pria yang menolongku sewaktu preman preman itu menggangguku.

“apa yang kau fikirkan? Kau tidak mau meminta maaf eoh?”. Dia membentakku lagi. Sebenarnya apa maunya. “mianhamnida”. Aku terus menundukkan kepalaku. “cih, jika tidak aku ingatkan mungkin kau tidak akan meminta maaf padaku.”. Pria itu mengataknnya sambil berkacak pinggang. “ah, Cho Kyuhyun imnida”. Dia mengulurkan tangannya, dan aku menyambut uluran tangannya,“Seo Joo Hyun imnida, bangapta”. “bangapseumnida”. Sepertinya dia orang yang menyenangkan. Menurutku.

-oOo-

“kau tinggal dimana?”. Dia memberikan secangkir kopi hangat yang sempat dia-Cho Kyuhyun-beli di luar tadi. Seohyun terus saja menundukkan kepalanya, tangannya disibukkan dengan memutar-mutar gelas. “sebelumnya aku meminta maaf jika ada yang salah dengan pertanyaan ku. Bagaimana kau bisa sepagi ini di tempat kursus?”. Seohyun masih saja menutup mulutnya, kepala masih saja ditundukkan sejak tadi. Tetapi dia sudah meminum beberapa teguk dari gelas itu. “ada yang salah dengan pertanyaanku?”. Kyuhyun melihat Seohyun dari atas sampai bawah. ‘apa yang terjadi padanya’ pikirnya. “seohyun-ssi?”. Kyuhyun menegur Seohyun. Dan kali ini berhasil. Dia-Seohyun-mengangkat kepalanya dan menunjukan wajahnya yang manis.

“ah, anni. Tidak ada yang salah dengan pertanyaanmu”. Seohyun tersenyum kecut menanggapi pertanyaan dari kyuhyun. “lalu mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku sejak tadi?”. “aku..hanya saj- aku”. Tubuh Seohyun mulai bergetar, gelas yang dibawanya hampir saja pecah jika kyuhyun tidak dengan cepat mengambilnya. Seohyun lebih memilih untuk menekuk lututnya. “seohyun-ah, kau bisa ceritakan padaku”. Kyuhyun mengelus punggung Seohyun secara halus, mencoba menenangkan gadis yang sekarang ada depannya itu.

Seohyun sejak tadi masih saja menangis. “uljima, kau bisa ceritakan padaku. Aku berjanji untuk menjaga rahasia itu”. Seohyun mengangkat kepalanya dengan air mata yang masih bercucuran, dan seohyun menjelaskan semuanya secara runtut dari awal. Tentu saja difikirannya-seohyun-terputar nyaris sempurna kejadian-kejadian sebelumnya. “arra, kau bisa tinggal di apartement ku sementara ini”. “gomawo”. Seohyun tersenyum dan menghapus air matnya, membuat kyuhyun merasa sedikit lega.

“apakah kau akan mengikuti kontes piano?”. Kyuhyun berjalan mendekati piano yang ada diruangan itu. “ne, dan aku akan mempersembahkan pialaku untuk eommaku. Aku akan membuktikannya pada eommaku”. Entah ada angin apa, kyuhyun merasa kagum dengan gadis itu. Dia gadis yang kuat. Begitulah fikirnya. “ya, teruslah berharap. Karena aku juga akan mengikutinya”. Refleks seohyun menoleh ke arah kyuhyun yang sudah duduk manis didepan piano itu. “bagaiaman jika kita berdua, duet?”. Seohyun mengambil posisi duduk bersebelahan dengan kyuhyun didepan Grand Piano itu.

“siapa takut, aku yang akan memulai nadanya”. Kyuhyun mengeluarkan evil smilenya. Seohyun mengerutkan dahinya karena seohyun tak mengerti arti dibalik senyum kyuhyun itu. Kyuhyun mulai mengambil nada pertama. Mereka tak pernah bertemu. Mereka tinggal menyeimbangkan nada dari tuts-tuts yang mereka tekan. Sehingga tercipta sebuah alunan melodi yang indah. Temponya memang sedikit cepat. Mungkin inilah bakat alami mereka berdua. Seohyun yang mengakhiri duetnya.

Mereka berdua saling melemparkan senyum dan tertawa. “ya! dari mana kau bisa-“. “bakat alami”. Kyuhyun memotong perkataan seohyun dengan percaya diri. “ah, ne. bukankah kontes itu jika dihitung dari hari sekarang, waktu kita tersisa 4 hari lagi?”. “sepetinya aku akan menciptakan melodi sendiri”.”kau yakin?”. Tanya kyuhyun meremehkan. “ya! Cho Kyuhyun-ssi, dasar manusia sombong. Aku bisa saja memainkan piano tanpa mengetahui lagu yang aku mainkan.” Seohyun mengatakannya dengan berbinar-binar. “kau bercanda? Semua orang juga pasti bisa jika memainkan piano tanpa mengatahui lagu apa yang dimainkan”. “ya!” jitakan dari seohyun mulus mendarat di kepala kyuhyun.

“bukan begitu maksudku!”. Seohyun berdiri sambil berkacak pinggang. “lalu?”. Kyuhyun lagi-lagi mengeluarkan evil smirknya. “akan aku tunjukan”. Seohyun kembali menempati kursi yang sempat ia tinggalkan tadi. Memulainya dengan ngawur dan berakhir dengan indah. ‘a real genius music’. Pikir kyuhyun. “baiklah, bagaimana jika kita buktikan dikontes. Siapa yang terbaik”. Kyuhyun mengatakannya dengan semangat. “aku tidak takut dengan tantanganmu”. Seohyun mengangkat dagunya lalu tertawa lepas.

‘bagus dia melupakan kejadian kemarin’. Batin kyuhyun sambil tersenyum. “persiapkan barang-barangmu, aku antar ke apartemen ku”. Kyuhyun mengeluarkan kunci mobil mewahnya itu. Dan memasukkan barang-barang seohyun kedalam mobilnya.

-oOo-

At Kyuhyun’s Apartement

At 11.46a.m

            “tidak usah sungkan, anggap saja ini rumahmu dan aku tidak akan melakukan apapun padamu. Aku adalah pria yang baik.”. Kyuhyun melemparkan kontak mobilnya kemeja yang ada didepan situ. “ah ne, jeongmal kamsahamnida. Maaf merepotkan”. Seohyun membungkuk lalu mengedarkan pandangan pada tempat ini, sambil menarik kopernya masuk ke dalam apartemen. “kau bisa menempati kamar sebelah situ”. Kyuhyun menunjuk satu pintu berwarna putih itu. “dan ka-”. Seolah bisa membaca pikiran seohyun, kyuhyun memotong pembicarannya. “aku tidur disebalah situ”. Kyuhyun menunjuk satu pintu tepat disebelah kamar seohyun. Dan mulut seohyun hanya berbentuk seperti huruf ‘o’.

            Manik mata seohyun berhenti pada sebuah piano berwarna hitam didekat ruang tv. “ah itu, kau juga bisa memainkannya”. Seohyun tersenyum dan mulai memasuki kamar yang tadi ditunjuk kyuhyun yang akan menjadi kamarnya, sementara ini.

 

TBC

Akankah seohyun bisa memenangkan kontes itu untuk ibunya? Akankah seohyun bisa menemukan ayahnya yang hingga saat ini seohyun tak mengetahuinya? Bagaimanakah sebenarnya latar keluarga Kyuhyun? Saksikan selengkapnya hanya di blog ini/? RCL juseyo~

 

Permalink gambar yang terpasang

GO AWAY

Author : L

Cast : Jessica – DongHae

Other : Krystal – Kyuhyun

Genre : T

Rating : PG17

hehehehe bagaimana kabarnya semua, ada yang kangen dengan FF gaje saya?, saya balik nih, oh ya…  kalo ada yang mau kenalan atau sekedar saling sapa sama saya, follow aja akun pribadi saya, dari twitter, weibo sama IG unamenya @FansJungSooyeon jangan sungkan2 buat ngasih saya kritik maupun saran, yang mau  difollback juga tinggal mention aja hehehe, saya gakngaih tarif buat follback kok lol

FF ini entah nyambung atau gak sama judulnya, yang jelas intinya HAESICA berniat ngusir seseorang dengan kedaua kata itu hehehehe

Ready……… (more…)

She’s Not My Baby [Part 3]

miazzura-shes-not-my-baby-part-2-poster-request-picture

Title : She’s Not My Baby (Part 3)

Author : miazzura

Cast : Jessica, Donghae, Cristina Fernandez Lee, Kyuhyun

Genre : Romance, Fluff, Family

Length : Chapter

A/N : Annyeong! Ini dia!! *apanya?.-.* ini dia FF gaje ku yang aku gak tau bakal kalian nanti pa nggak._. Walaupun aku tau ini aneh, tapi aku berharap banget semoga kalian suka^^b Hehe… Happy reading^^ Jangan lupa RCL ya\(^o^)/

Previous Chapter : 1 . 2

Poster by http://imaginepiggy.wordpress.com/

“Why It Can’t Be Done Here?” Continue reading